Senin, 25 Oktober 2010

Ekspor Buah dan Sayuran

Cobalah anda berjalan-jalan agak jauh keluar-keliling negeri juga boleh, maka hal yang wajar anda dapatkan adalah betapa kayanya negeri ini dengan pohon-pohonan. Ada banyak hutan di negeri ini, sebagian sudah diubah menjadi sawah, ladang, kebun dan lain sebagainya. Satu hal yang hampir sama adalah kita dapat meyakinkan diri bahwa tanah-tanah tersebut belum dikelola secara efisien. Masih banyak tanah yang terbengkalai karena pemanfaatan lahan yang salah, boros dan salah strategi. Tapi walau begitu tetap saja produk buah-buahan dari negeri ini sangatlah melimpah. Sudahkah hasil bumi itu dikelola? Belum dikelola dengan benar! itu jawabannya. Seandainya kinerja Departemen Pertanian kita dikelola secara maksimal dan dijadikan leading sector pembangunan negara, niscaya bangsa ini akan menjadi negara yang paling kaya hanya dengan mengandalkan keunggulan komparatif agrarisnya. Apalagi kalau kita hitung potensi lautnya, dikelola secara bijak, maka sektor-sektor yang lain hanya akan jadi sektor pendukung saja. Negara ini telah salah urus, untuk urusan ekspor buah saja, di wilayah Asean kita hanya puas di urutan ke-3 dibanding Thailand dan Malaysia. Padahal secara luas tanah aja, kita jauh berada diatas mereka.


Bayangkan, kalau pemerintah memiliki keingingan untuk mengatur itu semua. Dibutuhkan pemimpin yang kuat visinya, lalu menciptakan infrastruktur untuk mewujudkan target-target kemajuan lewat peningkatkan daya saing ekspor buah-buahan, sayuran, ikan-ikan darat dan lain sebagainya. maka tidak terlalu butuh waktu yang lama negara ini bisa eksis. karena kita memiliki keunggulan komparatif. Sudah pasti banyak masyarakat yang dapat dilibatkan karena proyek ini akan padat karya. Potong kebebasan pengusaha besar untuk menguasai tanah-tanah yang luas, berikan kesempatan kepada koperasi-koperasi (yangjadi soko guru perekonomian kita) untuk mengelola tanah-tanah tersebut.

Tentu saja secara simultan kemungkinan-kemungkinan korupsi harus ditutup, dibuat sebuah sistem koordinasi yang baik antar departemen untuk memuluskan tujuan-tujuan nasional tersebut. Departemen Perdagangan dapat berkonsentrasi untuk mencarikan peluang-peluang pasar barang-barang dalam negeri dengan regulasi yang tidak dipersulit. Lah..kenapa negara kita belum bisa melangkah ke arah sana? Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya, diantaranya adalah Pemerintah dan Negara kita belum memoliki konsep diri yang benar. Mengapa konsep diri?

Konsep diri adalah bangunan kesadaran diri yang jelas, terarah, kuat terhadap visi dan misi yang menyebabkan seseorang memiliki peta potensi, kapasitas dan kompetensi diri yang dengan bekal tersebut dia dapat memilih peranannya dalam kehidupan, memilih bagaimana dia kan berkontribusi terhadap lingkungannya. Misi pemerintah kita seharusnya sudah sangat jelas yakni menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya, dengan pemahaman konsep diri ini, negara kita akan memahami bahwa potensi mereka adalah alam mereka dan kemampuan SDM untuk mengelolanya. Maka segala energi harusnya diarahkan ke arah tersebut. Konsep diri melahirkan keterarahan.

Maka visi pembangunan kita akan jelas dengan adanya konsep diri ini. Setelah memiliki konsep diri yang jelas, visi misi yang clear, maka langkah kerjanya akan semakin terarah, mana hal yang harus diprioritaskan, apa yang harus kita fokuskan dan lain sebagainya akan sangat clear. Selanjutnya..kita harus bergerak!!