Minggu, 01 Maret 2015

Mencari Cara Ber-Ekonomi yang Benar

Apa isu manusia sebagai makhluk ekonomi yang paling penting? Saya percaya bahwa kebanyakan manusia akan menjawab "isu kesejahteraan". Usaha umat manusia secara pribadi maupun kelompok untuk memenuhi kebutuhannya terlebih sampai menjadi sejahtera seakan sudah demikian adanya, semua terbawa arus ini terutama apabila merujuk pada istilah ekonomi yang memberikan definisi ekonomi sebagai usaha manusia memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas.

Mengikuti definisi ini, masyarakat secara taken for granted terbawa arus berpikir secara kapitalis. yang menjadi pertanyaan saya apakah memang demikian kita harus mengikuti arus ini? adakah kebebasan kita untuk memilih? Bolehkah kita menolak istilah ekonomi dan mengambil rujukan yang lain? adakah rujukan yang lain itu?

tidakkah sebaiknya kita ambil saja dari kitab suci agar aktivitas kita juga bernilai keimanan dan berbalas pahala? jika di dalam islam diistilahkan dengan Mu'amalah untuk urusan hubungan manusia dengan manusia, bagaimana kalau kita memulai dengan menerima istilah ini sebagai pengganti. jadi kita tidak melanjutkan dengan istilah Ekonomi Islam, politik Islam, sosiologi islam dan seterusnya yang hanya menempelkan label baru tapi nilai dasarnya tetap sama : yaitu Bukan Islam?

Kita harus kembali dan memulai dari akarnya, coba kita baca buku roots of Islamic Education tulisannya Syaikh Abdalqadir As Sufi, barangkali bisa jadi rujukan tentang darimana memulai dan bagaimana memulai. tentang kita yang sudah kehilangan akar amaliah yang seharusnya kita kerjakan tetapi tidak kita kerjakan. Kalau urusannya tentang bagaimana agar kita tidak terpecah dalam pemikiran maka kita harus memulai dari pokoknya yaitu dari Rukun Iman dan Rukun Islam kita. setuju? hayu!