Rabu, 03 November 2010

Budaya Suap

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Suap artinya uang sogok, uang pelicin. Cara yang diambil untuk memudahkan suatu urusan dengan cara yang tidak halal-menyogok dengan uang atau materi lainnya. Konon, bangsa ini termasuk yang memiliki 'prestasi' suap dengan ranking yang cukup tinggi. Ada istilah " di negeri ini semua bisa diatur!" Sebuah kenyataan yang membuat miris ketika kita mengetahui bahwa disisi lain citra masyarakat kita adalah masyarakat yang ramah dan relijius. Memang, kalau sifat ramah tidak menegasikan kebiasaan suap, tapi relijius? apakah kesadaran keagamaan kita secara kolektif menjadi tidak berpengaruh kepada habit suap menyuap kita? Secara ekonomi suap memberikan efek ekonomi berbiaya tinggi, segala urusan menjadi sangat mahal karena harus ditambah dana tak terduga selain kebiasaan suap juga menyebabkan tidak adanya kepastian hukum.

Membiarkan fenomena ini terus berlangsung sama saja dengan membiarkan kita sebagai bangsa jatuh pada jurang kenistaan, harga diri bangsa akan sangat jatuh. Menyadari hal tersebut sebagai penyakit yang harus dibasmi adalah sebagai langkah pembuka. Secara normatif usaha ini sedang diupayakan.



Sekarang..plang atau pengumuman seperti gambar diatas sudah mudah kita temukan terutama di instansi-instansi pemerintah. Fenomena ini tentu saja sangat menggembirakan asalkan bukan hanya hiasan saja tapi diwujudkan dalam kenyataan.

"Allah melaknat orang yang menyuap dan yang disuap".

Hadits diatas seharusnya menjadi inspirasi penguatan moral kita, selain juga sebagai sumber pemahaman betapa merugikannya aktivitas yang bernama suap menyuap ini. Fakta menunjukkan bahwa korupsi dan budaya suap telahmerajalela di negeri ini, sebagai ilustrasi Kompas pernah membuat gambaran sebagai berikut:



Semacam gurita yang kakinya sudah kemana-mana. Dampak buruknya sudah nampak jelas kelihatan:
1. Ekonomi biaya tinggi
2. Menyebabkan tidak ada kepastian hukum karena hukum jadi bisa diatur dengan uang
3. Memberikan efek domino pelaku korupsi yang meluas
4. Ketidakpercayaan pihak luar untuk berinvestasi
5. Buruknya kualitas pembangunan karena pemotongan proyek, anggaran dan lain sebagainya
6. Dan lain-lain dengan dampak yang luas

Maka sangat jelas, suap merupakan penyakit kronis perekonomian. Hitung-hitungan rumus ekonomi menjadi tidak efektif lagi ketika faktor x ini hadir dalam kegiatan ekonomi.Hukum permintaan dan penawaran akan terganggu dengan hadirnya uang-uang siluman ini...lalu bagaimana solusinya?

Jawaban pertama yang mungkin disuguhkan adalah pendidikan. Pemahaman tentang bahayanya budaya ini harus disosialisasikan secara merata. Karena ilmu akan mendahului kerja. Aktivitas apapun yang didahului dengan pengetahuan akan menjadi lebih baik tentu saja yang saya maksud dengan pengetahuan disini adalah pengetahuan yang tidak mendikotomikan antara ilmu dunia dengan ilmu agama. Ilmu agama memberikan landasan moral bagi kehgidupan. Tidak boleh lagi ada ilmu yang berkembang tanpa moral agama. Langkah-langkah selanjutnya seperti regulasi dan lain sebagainya bisa mengikuti setelah pondasi pengetahuan dan agama terbangun dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar