Selasa, 15 Maret 2011

Usaha Pertokoan di Indonesia


Hari ini Kompas.com menulis bahwa meskipun mengalami penurunan jumlah toko yang menjual barang-barang konsumen sebesar 1,3 persen dari tahun lalu, jumlah toko di Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia setelah India. "Jumlah toko (tradisional dan modern) di Indonesia mencapai 2,5 juta toko," jelas Nielsen Executive Director Retail Measurement Services Teguh Yunanto di Jakarta, Selasa (15/3/2011). Kondisi ini cukup menggembirakan karena itu berarti fungsi kewirausahaan cukup moncer di Indonesia. Hal ini perlu didorong secara maksimal agar berbanding lurus dengan perkembangan perekonomian di Indonesia. Walaupun demikian, ketimpangan masih terjadi dalam penyebarannya, seperti dapat diduga bahwa toko-toko tersebut banyak dibuka di wilayah Jawa dan Bali sementara di wilayah lain masih jauh tertinggal.

Untuk penyebaran toko, paling banyak di Pulau Jawa dengan 57 persen, dan Sumatera dengan 22 persen, sisanya 21 persen ada di pulau lain. Namun, Teguh menjelaskan, ritel lebih tumbuh di pinggiran kota, mengingat lokasi permukiman banyak di daerah tersebut. Daerah inilah yang menjadi target dari ritel modern jenis minimarket. Ritel modern tumbuh 38 persen dengan 18.152 toko di Indonesia, dibandingkan tahun 2009. Dari jumlah tersebut, sekitar 16.000 toko merupakan minimarket. Namun format ritel modern lainnya, seperti supermarket justru turun 6 persen, sedangkan hypermarket tumbuh 23 persen dengan 154 toko. Rupanya pasar modern merambah dengan sangat cepat, apakah kondisi ini sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia secara keseluruhan?

Jika perkembangan yang pesat terjadi di minimarket, super market bahkan hypermarket bisa dipastikan bahwa perkembangan tersebut hanya berurusan dengan jumlah pengusaha yang sedikit. Karena pasar ritel kelas minimarket hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan saja seperti alfamart, yomart, borma dan lain sebagainya. Kondisi ini tidak merembet ke Pasar Tradisional dan warung yang kondisinya semakin melarat, mudah tumbuh tapi juga mudah hancur. Ekonomi kerakyatan baru akan tumbuh jika pertumbuhan toko ini adalah toko-toko yang dimiliki oleh perorangan atau rumahan. Harus ada upaya Pemerintah untuk memproteksi KUKM ini, dengan menumbuh suburkan koperasi maka ekonomi kerakyatan akan bertumbuh dengan lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar