Kelemahan-kelemahan ideologi kapitalisme (b. arab: ra'sumaliyah) sebenarnya telah mendapat kritik yang tajam dari Karl Marx dan Engel dalam Preface to A Contribution to the Critique of Political Economy pada tahun 1859, tetapi akhirnya sosialisme justru hancur terlebih dahulu. Waktu itu sosialisme tidak mampu memberikan solusi yang memuaskan akal dan sesuai dengan fitrah manusia. Akibatnya, baik yang dikritik maupun yang pengkritiknya mempunyai nilai yang sama.
DR Mahmud Al Khalidi dalam Hukmul Islam fi Ra'sumaliyah mengatakan bahwa fondasi kapitalisme terletak pada 3 postulat yaitu 1. Masalah kelangkaan barang dan jasa, 2. Teori Nilai, dan 3. Teori Harga. Ketiga postulat ini menyimpan kelemahannya sendiri-sendiri. Kaum kapitalis memandang kebutuhan manusia akan barang dan jasa tidak dibedakan antara kebutuhan yang menjadi tempat bergantungnya hidup manusia (kebutuhan primer), dimana barang-barang tersebut mempengaruhi eksistensi manusia di muka bumi dengan kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersier yang tidak menjadi prioritas. Ada kerancuan antara needs (kebutuhan) dengan wants (keinginan). Padahal barang kebutuhan pokok sifatnya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia, perhatikan tulisan Ibnu Taimiyah, "pada dasarnya Allah menciptakan harta untuk membantu hambaNya agar beribadah kepadaNya karena Dia menciptakan makhluk hanya untuk beribadah kepadaNya." Hal ini memberikan pemahaman bahwa selama masih ada kehidupan maka tidak ada kelangkaan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia untuk beribadah kepadaNya.
Kelemahan sistem ini terletak pada:
1. Tidak membedakan antara Sistem Ekonomi dengan Ilmu Ekonomi
2. Penekanan pada aspek materi semata
3. Pemisahan barang ekonomi dari interaksi-interaksi dalam masyarakat
4. Peningkatan Pendapatan Negara merupakan asas falsafah ekonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar