Ada sebuah peribahasa yang waktu SD sering dicantumkan dalam sampul-sampul buku catatan kita "Hemat Pangkal Kaya" sebuah filosofi untuk mengeluarkan dana seminim mungkin agar punya cukup tabungan untuk di kemudian hari. Ada sebuah suasana yang melatari mengapa peribahasa tersebut menjadi cukup populer dan sengaja diindoktrinasikan karena kita sebagai sebuah bangsa berada pada tahap harus pandai berhemat. Karena ada tahap lain yaitu Berbisnis Pangkal Kaya dan selanjutnya Berinvestasi Pangkal Kaya.
Tapi okelah ga apa-apa, mungkin tahapan kesatu untuk kebanyakan masyarakat kita adalah harus siap berhemat..karena tidak banyak uang yang tersedia sementara sifat dasar masyarakat kita adalah berbelanja dan berfoya-foya. Silakan perhatikan, kalau ada orang baru keterima kerja atau baru naik gaji, apa yang dia lakukan? Foya-foya kan? nraktir minimal.. itulah gambaran umumnya. Tapi marilah kita perbaiki mindset ini, kita berhemat agar punya cukup uang untuk berbisnis, lalu diakumulasikanlah keuntungan berbisnis itu untuk melakukan investasi. Biarlah uang bekerja untuk kita agar kita punya banyak waktu untuk berda'wah, mendidik anak-anak dan seterusnya. Memberi kontribusi untuk peradaban ini butuh waktu dan uang.
Anda tak perlu dikasih tau manfaat berhemat kan? Tapi paling tidak teknik berhemat harus kita ketahui:
- Tetapkan prioritas pengeluaran kita, kita harus memilah-milah antara kebutuhan pokok dengan yang sekunder apalagi tersier
- Ketika kita memegang uang, sisihkan 10% uang anda untuk tabungan
- Sisihkan 2,5% untuk infaq
- Hanya keluarkan untuk kebutuhan pokok tanpa harus memadharatkan diri. Jangan sampai anda berhemat dari makanan membuat anda sakit maag atau kurang vitamin (biayanya lebih besar tuh)
- Jaga kesehatan (ini aset anda yang penting selain waktu)
- Tetapkan target jumlah tabungan misalnya sejumlah dana yang cukup untuk modal
Setelah punya cukup uang, mulailah sebuah usaha. Pada titik ini anda sedang menaikkan aset sekaligus sedang meningkatkan mental menuju seorang entrepreneur. Bagaimanapun mulai saja! untuk mengurangi tingkat resiko anda dapat memulai dari usaha bermodal kecil dibarengi dengan meningkatkan pengetahuan bisnis anda. Anda dapat meminta bimbingan seorang mentor untuk menjalani usaha ini. kelolalah keuangan anda dengan baik. Pisahkan aset usaha dengan uang sehari-hari anda, buatlah akuntansi yang terpisah, kalau perlu juga buatlah rekening yang terpisah pula.
Sekali lagi, bisnis butuh mental baru..diantaranya cara pandang terhadap kegagalan, anda tidak perlu mutung hanya karena anda gagal sekali. Pada saatnya anda akan menemukan klik! dengan usaha anda yang paling menguntungkan. Rawatlah dan pupuklah aset anda atau bisa anda sebut tabungan investasi anda. Selanjutnya anda bisa mulai investasi anda, jangan terlalu terburu-buru. Prinsipnya anda punya waktu dan sumber daya yang terbatas karena butuh orang lain untuk memutar uang anda. Simpanlah telur dalam beberapa keranjang, tapi fokus juga perlu kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar