Rabu, 23 November 2011

Man Jadda Wajada: negeri 5 menara

Sebetulnya bolak-balik ke Toga Mas atau Rumah Buku -- buku ini udah sering lihat dan ditengokin anak-anak SMA-an, katanya bagus. Tapi baru minggu kemaren memutuskan untuk beli dan melahap habis. Kebetulan lagi butuh buku-buku ringan di tengah kesuntukan. Begitu membaca, sudah bisa ditebak kalau yang dibicarakan di novel ini utamanya adalah tentang Pondok Modern Gontor. Tidak asing karena banyak temen yang lulusan sana.

Ternyata, cerita santri dalam bentuk lisan maupun tulisan sama saja, kesimpulannya Pesantren ini memang unggul karena keunikannya, walaupun di tahun-tahun terakhir ada penyesuaian bab penerimaan ijazah (mungkin karena desakan orang tua). Novel Negeri 5 Menara adalah cerita tentang Sahibul Menara, sekumpulan anak Alif, Atang, Said, Dul Majid, Baso, Raja yang bersahabat dan menemukan pelataran dibawah menara sebagai tempat yang asyik buat kongkow-kongkow. Pemeran utama dalam cerita ini adalah Alif Fikri seorang anak Maninjau, yang masuk ke Pondok Madani sebagai bentuk pengalihan karena Amak menyuruhnya masuk sekolah agama padahal Alif ingin masuk SMA. Sebuah hal yang klasik.

Sebagai adaptasi dari kisah nyata penulisnya, A.Fuadi -- cerita ini menariknya adalah hal-hal kecil yang terjadi di Pondok yang terlihat hidp karena begitu nyata dirasakan oleh sang penutur. Bahkan bagaimana rasa sambal hijau pake minyak aja jadi bisa dibuat menarik. Di tengah miskinnya bacaan remaja tentang menggapai impian dan cita-cita, novel ini bisa mengisi ruang kosong yang tersedia. Idion Arab Man Jadda Wajada jadi mantra penting yang bisa jadi pelajaran buat pembacanya.

Kalau saya catat beberapa hal penting dari novel ini adalah:
1. Man Jadda Wajada
2. Man Shobaro Zhafiro, siapa yang bersabar akan mencapai tujuan
3. I'maluu fauqo maa amilu, berbuat lebih dari yang orang lain lakukan, agar menjadi sukses. far Excellence lah gitu
4. Man Thalabal 'ula sahiral layali, siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan, maka bekerjalah sampai larut malam
5. Apa-apa yang kami lihat, kami dengar, kami rasakan, kami baca adalah pendidikan
6. Nilai-nilai keikhlasan menyebabkan energi kita melipat lipat
7. Merantaulah untuk mendapatkan ilmu dan adab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar