Selasa, 30 Juni 2009
kaki lima
fenomena pedagang kaki lima adalah gambaran bahwa mayoritas pedagang tidak memiliki cukup aset untuk memasarkan produk lewat toko, showroom dll, dg lapak seadanya mereka tetap bertahan mengembangkan kiprah kewirausahaannya. Hampir 99% masyarakat Indonesia bergerak di bidang usaha kecil dengan kapitalisasi modal yang kecil pula, kaki lima adalah salah satu wajah yang mewakilinya. Ketika kita melihat pasar kaki lima disanalah kita melihat wajah perekonomian kita.
Idealnya kaki lima mendapat perhatian yang besar sebagai aset yang harus dikembangkan bukan dianggap sebagai pengganggu ketertiban dan kerapihan kota, disini peran pemerintah kota kabupaten untuk menatanya dengan lebih baik.
Kamis, 25 Juni 2009
Berhemat menuju kaya
Ada sebuah peribahasa yang waktu SD sering dicantumkan dalam sampul-sampul buku catatan kita "Hemat Pangkal Kaya" sebuah filosofi untuk mengeluarkan dana seminim mungkin agar punya cukup tabungan untuk di kemudian hari. Ada sebuah suasana yang melatari mengapa peribahasa tersebut menjadi cukup populer dan sengaja diindoktrinasikan karena kita sebagai sebuah bangsa berada pada tahap harus pandai berhemat. Karena ada tahap lain yaitu Berbisnis Pangkal Kaya dan selanjutnya Berinvestasi Pangkal Kaya.
Tapi okelah ga apa-apa, mungkin tahapan kesatu untuk kebanyakan masyarakat kita adalah harus siap berhemat..karena tidak banyak uang yang tersedia sementara sifat dasar masyarakat kita adalah berbelanja dan berfoya-foya. Silakan perhatikan, kalau ada orang baru keterima kerja atau baru naik gaji, apa yang dia lakukan? Foya-foya kan? nraktir minimal.. itulah gambaran umumnya. Tapi marilah kita perbaiki mindset ini, kita berhemat agar punya cukup uang untuk berbisnis, lalu diakumulasikanlah keuntungan berbisnis itu untuk melakukan investasi. Biarlah uang bekerja untuk kita agar kita punya banyak waktu untuk berda'wah, mendidik anak-anak dan seterusnya. Memberi kontribusi untuk peradaban ini butuh waktu dan uang.
Anda tak perlu dikasih tau manfaat berhemat kan? Tapi paling tidak teknik berhemat harus kita ketahui:
- Tetapkan prioritas pengeluaran kita, kita harus memilah-milah antara kebutuhan pokok dengan yang sekunder apalagi tersier
- Ketika kita memegang uang, sisihkan 10% uang anda untuk tabungan
- Sisihkan 2,5% untuk infaq
- Hanya keluarkan untuk kebutuhan pokok tanpa harus memadharatkan diri. Jangan sampai anda berhemat dari makanan membuat anda sakit maag atau kurang vitamin (biayanya lebih besar tuh)
- Jaga kesehatan (ini aset anda yang penting selain waktu)
- Tetapkan target jumlah tabungan misalnya sejumlah dana yang cukup untuk modal
Setelah punya cukup uang, mulailah sebuah usaha. Pada titik ini anda sedang menaikkan aset sekaligus sedang meningkatkan mental menuju seorang entrepreneur. Bagaimanapun mulai saja! untuk mengurangi tingkat resiko anda dapat memulai dari usaha bermodal kecil dibarengi dengan meningkatkan pengetahuan bisnis anda. Anda dapat meminta bimbingan seorang mentor untuk menjalani usaha ini. kelolalah keuangan anda dengan baik. Pisahkan aset usaha dengan uang sehari-hari anda, buatlah akuntansi yang terpisah, kalau perlu juga buatlah rekening yang terpisah pula.
Sekali lagi, bisnis butuh mental baru..diantaranya cara pandang terhadap kegagalan, anda tidak perlu mutung hanya karena anda gagal sekali. Pada saatnya anda akan menemukan klik! dengan usaha anda yang paling menguntungkan. Rawatlah dan pupuklah aset anda atau bisa anda sebut tabungan investasi anda. Selanjutnya anda bisa mulai investasi anda, jangan terlalu terburu-buru. Prinsipnya anda punya waktu dan sumber daya yang terbatas karena butuh orang lain untuk memutar uang anda. Simpanlah telur dalam beberapa keranjang, tapi fokus juga perlu kan?
Jumat, 19 Juni 2009
bisnis...
Agar tidak hanya menjadi wacana, sejak awal bulan Juni saya mulai lagi jualan produk olahan ikan..untuk menguji bagaimana implementasi ekonomi kerakyatan dalam kenyataan he..he..he.. sebetulnya sekarang ini walau masih dalam skala kecil qta udah usaha di bisnis makanan (buka kantin dan jualan youghurt), baru bidang pangan, mudah-mudahan ke depan bisa bisnis sandang dan papannya, Aamiiin
Judi buat yang mau pesen, terutama yang tinggal di bandung, hubungi aja iwan di 08132 181 2275 anda sms, kami antar.... o, ya ada berbagai produk olahan kebanyakan dikemas 500 gram, tapi ada juga paket hemat 250 gr produknya: mulai dari gambar atas Siomay Ikan, Otak-Otak Ikan, baso Ikan, Fishfinger, kaki naga..ada juga ikan basah, steak kakap, tuna, tenggiri dll.
Label:
baso ikan,
ekado,
fishfinger,
kakinaga,
otak-otak ikan,
siomay
Rabu, 17 Juni 2009
Wirausaha
Dalam sistem perekonomian yang berlaku sekarang ini mau tidak mau menyebabkan timbulnya dua blok yang saling berhadap-hadapan. Blok Mapan dan Blok Miskin, penguasaan terhadap sumber-sumber ekonomi menyebabkan nasib kedua blok ini berbeda. Sejarah selalu menunjukkan kepada kita bahwa jumlah orang miskin selalu berjumlah lebih banyak dari orang kaya. Orang kaya selalu menempati puncak sebuah piramida, jumlahnya sangat sedikit, selain urusan nasib, memang kemampuan orang untuk mengelola sumber daya memerlukan modal yang tidak sedikit. Modal itu adalah kepemimpinan, rasa yakin, keberanian mengambil peluang dan lain sebagainya. Salah satu bentuk pengejawantahan akan hal tersebut adalah kemampuan berwirausaha, atau berdagang.
Orang-orang terkaya di suatu tempat biasanya atau selalunya adalah pedagang, mereka adalah sekumpulan orang yang mampu selalu meningkatkan produktivitas waktu dan modalnya. Mereka bisa semakin produktif dengan mengalikan lebih banyak unit keuntungan dengan barang/jasa yang dijualnya. Pada hakikatnya, hidup adalah jual beli, maka inilah pekerjaan yang paling sesuai dengan fitrah.
Abu Syauqi salah satu tokoh UKM bandung mengatakan, "tidak ada bisnis yang tidak profit, asal tekun dan konsisten", mental tekun dan konsisten ini nampaknya harus disuntikkan pada mentalitas masyarakat kita, yang merasa lebih bahagia jadi karyawan karena merasa aman daripada menjadi pejuang dengan berdagang.
Selasa, 16 Juni 2009
UN dagelan
kemarin pengumumuman UN dI SMA-SMA, hasilnya? banyak dagelannya, ada siswa cerdas dapet nilai pas-pasan, tapi ada siswa yang disangka ga bakalan lulus malah dapat nilai kimia 10 (!), sulit mengatakan ini sebuah kebetulan, karena begitu banyak kejadiannya berulang-ulang. Masih efektifkah Ujian nasional dengan gaya ini?
Kamis, 11 Juni 2009
PRO RAKYAT!!
Pada masa kampanye pilpres seperti sekarang, terkadang kita dibuat sangsi akan janji-janji politikus itu. Berbagai program dan gagasan ditebar untuk meyakinkan kita betapa bagusnya, betapa hebatnya mereka. Jualan yang paling laris pada pilpres kali ini adalah pro rakyat vs neo lib. Semua pasangan capres mengklaim sebagai pembela rakyat, berjanji membesarkan ekonomi kerakyatan (tentu saja..ga mungkin menggembar-gemborkan anti rakyat!!) dan anti terhadap neo lib. Kita jadi bertanya-tanya..mengertikah mereka dengan apa yang mereka katakan?
Neoliberalisme, kata para pakar adalah istilah yang diberikan untuk sebuah rekomendasi para pakar ekonomi mengenai arahan agar ekonomi dunia semakin membaik, dari sudut teori ekonomi tidak ada yang salah dari usul-usul mereka. isu neolib yang salah hanyalah jualan dari kaum penentang ideologi liberalisme untuk menentang mereka. Neo lib dipersepsi/ lebih tepat distigmatisasi sebagai aliran pro modal asing, menyerahkan ekuilibrium ekonomi pada kekuatan pasar. Kali ini Boediono yang menjadi sasaran tembak tentang aliran ekonominya ini. Sungguh tidak adil tuduhan ini sebenarnya, kita mencap seseorang neolib atau bukan hanya berdasar jabatan-jabatan yang pernah dipegangnya saja, padahal kita hanya bisa mencap sesuatu berdasarkan pemikiran-pemikiran dan pendapat-pendapatnya saja. Sejatinya dia punya aliran apa, kita serahkan pada budiono untuk klarifikasi.
Adapun ekonomi kerakyatan, tidak ada dalam kamus perekonomian umumnya, tapi idenya cukup menarik yaitu mengembangkan ekonomi dengan mengokohkan ekonomi rakyat bawah, kaum preletar, masyarakat dhuafa. Di Indonesia, usaha kecil menengah hampir berjumlah 99.99% dari keseluruhan usaha yang ada di masyarakat Maka wajar ekonomi yang lebih memihak rakyat mayoritas ini lebih dikedepankan. Almarhum prof Mubyarto, adalah salah satu pendekar yang paling gigih mempromosikan ekonomi kerakyatan. Beliau pernah memboikot sebuah tim di pemerintahan yang terlalu pro pengusaha besar. Idenya kurang lebih adalah pemerintah memberikan topangan yang maksimal berupa kucuran pinjaman dana dan bantuan teknis untuk pengelolaan usaha kecil. Logikanya adalah bahwa kalau masyarakat kebnayakan yang menguasai lini perekonomian maka otomatis akan berdampak pada kemajuan ekonomi negara. Berbeda dengan ide trickle down effect yang mendorong pengusaha-pengusaha besar agar membesarkan bisnisnya, lalu kemakmuran akan menetes ke masyarakat di bawahnya. Masa orba yang menganut ide ini benar-benar melahirkan 'tetesan' saja pada ekonomi kecil.
Rupanya para capres itu sadar betapa masyarakat kebanyakan itulah yang punya kuasa sesungguhnya sekarang. Sungguh penting memfokuskan diri pada masyarakat dengan proporsi terbesar negeri ini, yaitu masyarakat yag berada pada atau di bawah garis kemiskinan besarnya 57% dari mereka. Sudah terlalu jauh masyarakat indonesia kelaparan di lumbung padi nusantara ini, perlu ada usaha yang keras dengan desain ekonomi yang rapi agar kesejahteraan dan kemakmuran merata yang menjadi cita-cita bangsa menjadi wujud adanya.
Neoliberalisme, kata para pakar adalah istilah yang diberikan untuk sebuah rekomendasi para pakar ekonomi mengenai arahan agar ekonomi dunia semakin membaik, dari sudut teori ekonomi tidak ada yang salah dari usul-usul mereka. isu neolib yang salah hanyalah jualan dari kaum penentang ideologi liberalisme untuk menentang mereka. Neo lib dipersepsi/ lebih tepat distigmatisasi sebagai aliran pro modal asing, menyerahkan ekuilibrium ekonomi pada kekuatan pasar. Kali ini Boediono yang menjadi sasaran tembak tentang aliran ekonominya ini. Sungguh tidak adil tuduhan ini sebenarnya, kita mencap seseorang neolib atau bukan hanya berdasar jabatan-jabatan yang pernah dipegangnya saja, padahal kita hanya bisa mencap sesuatu berdasarkan pemikiran-pemikiran dan pendapat-pendapatnya saja. Sejatinya dia punya aliran apa, kita serahkan pada budiono untuk klarifikasi.
Adapun ekonomi kerakyatan, tidak ada dalam kamus perekonomian umumnya, tapi idenya cukup menarik yaitu mengembangkan ekonomi dengan mengokohkan ekonomi rakyat bawah, kaum preletar, masyarakat dhuafa. Di Indonesia, usaha kecil menengah hampir berjumlah 99.99% dari keseluruhan usaha yang ada di masyarakat Maka wajar ekonomi yang lebih memihak rakyat mayoritas ini lebih dikedepankan. Almarhum prof Mubyarto, adalah salah satu pendekar yang paling gigih mempromosikan ekonomi kerakyatan. Beliau pernah memboikot sebuah tim di pemerintahan yang terlalu pro pengusaha besar. Idenya kurang lebih adalah pemerintah memberikan topangan yang maksimal berupa kucuran pinjaman dana dan bantuan teknis untuk pengelolaan usaha kecil. Logikanya adalah bahwa kalau masyarakat kebnayakan yang menguasai lini perekonomian maka otomatis akan berdampak pada kemajuan ekonomi negara. Berbeda dengan ide trickle down effect yang mendorong pengusaha-pengusaha besar agar membesarkan bisnisnya, lalu kemakmuran akan menetes ke masyarakat di bawahnya. Masa orba yang menganut ide ini benar-benar melahirkan 'tetesan' saja pada ekonomi kecil.
Rupanya para capres itu sadar betapa masyarakat kebanyakan itulah yang punya kuasa sesungguhnya sekarang. Sungguh penting memfokuskan diri pada masyarakat dengan proporsi terbesar negeri ini, yaitu masyarakat yag berada pada atau di bawah garis kemiskinan besarnya 57% dari mereka. Sudah terlalu jauh masyarakat indonesia kelaparan di lumbung padi nusantara ini, perlu ada usaha yang keras dengan desain ekonomi yang rapi agar kesejahteraan dan kemakmuran merata yang menjadi cita-cita bangsa menjadi wujud adanya.
Label:
ekonomi,
kerakyatan,
mubyarto,
pilpres,
trickle-down effect
Langganan:
Postingan (Atom)